Si Itik Buruk Rupa - Part Two
Pagi ini Rachel berangkat sekolah dengan semangat baru. Tiba-tiba ada satu pemikiran cemerlang muncul di otaknya. Menurutnya ide ini bisa menyelamatkan dirinya. Formula itu hanya terdiri dari satu kata. Dan kata itu adalah.. ‘GILA’! Mulai saat ini Rachel melangkahkan kaki dengan label baru untuk dirinya. Gw adalah cewe ‘gila’ yang gak peduliin apa-apa! Yang gw suka adalah satu, yaitu gila-gilaan. Terserah orang-orang mo ngeledekin apa! Gw cukup ‘gila’ buat hadapin ini semua. Yup! That will do it!
Sebuah senyuman kini mengembang di wajahnya, senyuman yang hanya dimengerti olehnya sendiri. Rachel yang tadinya selalu jalan dengan menunduk ke sekolah, kini mengangkat dagu dengan mantap dan menatap dalam-dalam mata setiap orang yang mengejeknya. Semua olokan yang datang gak bisa menguras air matanya lagi, gak setetespun!
Dalam hidup yang menyebalkan ini, Rachel belajar 1 hal, bahwa perubahan cuma bisa dilakukan oleh dirinya sendiri. Hal ini dibuktikan oleh nilai rapornya yang selalu pas-pasan di semester awal (peringkat ke-31) dan meningkat drastis di semester akhir (peringkat 10 besar). Sebagai gadis yang cukup malas, Rachel membutuh pecutan ataupun tamparan kenyataan. Setiap kali ia berada di posisi bawah ataupun terendah, dirinya memberontak dengan melakukan perubahan ekstrim yang membuahkan hasil yang juga ekstrim.